Uji dan Tes Infertilitas Suami Istri Agar Cepat Hamil
Uji Infertilitas Agar Cepat Hamil - Kesuburan menjadi sebuah bahan diskusi yang tidak pernah akan habis selain juga menjadi momok bagi sebagian keluarga yang belum dikaruniai keturunan. Keadaan ini yang oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) disebut dengan fertilitas. Menjadi keberuntungan tersendiri bagi sebagian keluarga baru yang begitu mudahnya menghasilkan keturunan dengan jarak waktu yang dapat diatur, namun di lain sisi masih banyak juga keluarga pasangan suami istri yang begitu mendambakan keturunan dengan berbagai cara dan metode sampai rela menghabiskan waktu, tenaga dan materi untuk menjadikan sang istri hamil.
Ketidakmampuan pasangan suami istri untuk menghasilkan keturunan ini disebut dengan istilah infertilitas. Perlu dipahami bahwa infertilitas sendiri berbeda makna dengan kemandulan. Mayoritas ahli medis bidang reproduksi mengartikan infertilitas sebagai kekurangmampuan pasutri menghasilkan keturunan. Mereka hanya kurang mampu bukan tidak mampu. Pasutri baru dikategorikan mengalami infertilitas bila tidak juga mengalami pembuahan, sekalipun sudah melakukan hubungan seksual secara teratur - tanpa kontrasepsi - dalam periode setahun.
Ketika kondisi infertilitas ini terjadi, bukan berarti juga tidak ada jalan keluar. Sayangnya, sedikit pasutri yang apabila menghadapi kondisi infertilitas ini cenderung tertutup bahkan terkesan putus asa dalam proses mencari solusi terbaik, ada juga yang kemudian saling menyalahkan antara pihak suami maupun istri.
Sebaiknya apabila sudah diketahui terdapat masalah infertilitas ini pasangan suami istri dapat menghubungi tenaga kesehatan untuk kemudian dicari sumber masalah yang menghambat proses terjadinya infertilitas ini.
Dalam dunia medis modern umumnya pihak suami istri akan diminta untuk menjalankan beberapa tes dan pengujian. Untuk kaum pria,biasanya akan dilakukan tes kadar hormon pria dan tes sperma. Pada tes sperma, akan diamati jumlah, bentuk, dan pergerakannya. Sedangkan pada kaum perempuan, dokter mencermati apakah terjadi proses ovulasi setiap bulannya dan juga kesehatan organ reproduksinya.
Dari serangkaian kegiatan tes dan pengujian ini akan diperoleh diagnose dan kemudian akan diformulasikan menjadi tindakan apa yang sebaiknya dilakukan pasangan suami istri dalam mewujudkan harapan mendapatkan momongan. Dalam hal ini tenaga medis dapat menentukan juga bentuk penanganan apa yang idealnya dijalankan, apakah hanya cukup sekedar mengkonsumsi suplemen untuk memperbaiki dan menyempurnakan kesuburan atau tindakan yang lebih jauh seperti inseminasi, bayi tabung dan lainnya.
Uji Kalender Infertilitas |
Ketidakmampuan pasangan suami istri untuk menghasilkan keturunan ini disebut dengan istilah infertilitas. Perlu dipahami bahwa infertilitas sendiri berbeda makna dengan kemandulan. Mayoritas ahli medis bidang reproduksi mengartikan infertilitas sebagai kekurangmampuan pasutri menghasilkan keturunan. Mereka hanya kurang mampu bukan tidak mampu. Pasutri baru dikategorikan mengalami infertilitas bila tidak juga mengalami pembuahan, sekalipun sudah melakukan hubungan seksual secara teratur - tanpa kontrasepsi - dalam periode setahun.
Ketika kondisi infertilitas ini terjadi, bukan berarti juga tidak ada jalan keluar. Sayangnya, sedikit pasutri yang apabila menghadapi kondisi infertilitas ini cenderung tertutup bahkan terkesan putus asa dalam proses mencari solusi terbaik, ada juga yang kemudian saling menyalahkan antara pihak suami maupun istri.
Sebaiknya apabila sudah diketahui terdapat masalah infertilitas ini pasangan suami istri dapat menghubungi tenaga kesehatan untuk kemudian dicari sumber masalah yang menghambat proses terjadinya infertilitas ini.
Dalam dunia medis modern umumnya pihak suami istri akan diminta untuk menjalankan beberapa tes dan pengujian. Untuk kaum pria,biasanya akan dilakukan tes kadar hormon pria dan tes sperma. Pada tes sperma, akan diamati jumlah, bentuk, dan pergerakannya. Sedangkan pada kaum perempuan, dokter mencermati apakah terjadi proses ovulasi setiap bulannya dan juga kesehatan organ reproduksinya.
Dari serangkaian kegiatan tes dan pengujian ini akan diperoleh diagnose dan kemudian akan diformulasikan menjadi tindakan apa yang sebaiknya dilakukan pasangan suami istri dalam mewujudkan harapan mendapatkan momongan. Dalam hal ini tenaga medis dapat menentukan juga bentuk penanganan apa yang idealnya dijalankan, apakah hanya cukup sekedar mengkonsumsi suplemen untuk memperbaiki dan menyempurnakan kesuburan atau tindakan yang lebih jauh seperti inseminasi, bayi tabung dan lainnya.
Comments
Post a Comment